Cahaya di Tengah Kepiluan

plus.kapanlagi.com




Di saat langit kelam dan hati tertekan,
Kutulis puisi untuk menghilangkan duka,
Dalam kejap, kuangkat pena dan mencoba,
Mengubah keluh menjadi kata yang penuh makna.

Jelek dan miskin, kata yang terasa berat,
Namun, dalam kedalaman hati, ada kekuatan yang terpendam,
Sebuah cahaya yang tak pernah padam,
Yang bisa menerangi jalan dalam kegelapan.

Jelek bukanlah penentu dari keindahan jiwa,
Kecantikan sejati tak terlihat dari luar,
Ia tumbuh dari rasa syukur dan kebaikan yang kau tuai,
Membawa sinar di antara kepiluan dan kesedihan.

Miskin adalah kata yang kerap menyakitkan,
Namun, kekayaan bukan hanya sebatas harta,
Ia tersembunyi dalam kasih dan kebaikan yang tulus,
Membangun dunia yang penuh dengan cinta yang nyata.

Jadilah pelangi di tengah badai,
Jadilah harapan bagi yang kehilangan arah,
Dalam setiap langkah, temukan kekuatanmu yang sejati,
Dan jadikan hidupmu sebuah kisah yang abadi.

Jelek dan miskin, hanyalah bayangan yang fana,
Di dalam dirimu terdapat kekuatan yang tak terkira,
Bersinarlah dengan keunikanmu yang luar biasa,
Dan jadikan dunia terpesona oleh pesonamu yang abadi.



Puisi tersebut menggambarkan sikap positif dan optimisme dalam menghadapi kesulitan dan kekurangan dalam hidup. Penyair menulis puisi ini sebagai cara untuk menghilangkan duka dan menyemangati diri sendiri.

Puisi ini menekankan bahwa kecantikan sejati tidak terletak pada penampilan fisik atau kekayaan materi. Penyair menyatakan bahwa keindahan jiwa dan kekayaan sejati berasal dari rasa syukur, kebaikan, dan kasih sayang yang kita tanamkan dalam kehidupan kita. Penyair mengajak untuk melihat dan menghargai kekuatan yang ada di dalam diri, yang dapat menerangi jalan di tengah kegelapan dan memberikan harapan kepada orang-orang yang sedang mengalami kesulitan.

Puisi ini juga mengajak untuk menjadi pelangi di tengah badai, menjadi harapan bagi mereka yang merasa kehilangan arah. Penyair mendorong untuk menemukan kekuatan yang sejati dalam diri dan menjadikan kehidupan sebagai kisah yang abadi. Penyair mengingatkan bahwa kekurangan fisik atau materi hanya bayangan yang sementara, sedangkan kekuatan yang sejati terletak dalam keunikan diri kita sendiri. Pesan dari puisi ini adalah untuk bersinar dengan keunikan kita dan mempesona dunia dengan pesona yang abadi.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama