katabijakpedia.com |
Dalam diamku yang penuh penyesalan,
Aku memendam rasa yang tak terucapkan.
Tak kuucapkan cinta, terpendam dalam hati,
Hanya ingin memastikan kau tetap di sisi.
Rasa ragu menghampiri, ketakutan mengintai,
Namun, cintaku takkan pernah pudar atau berlari.
Aku bersembunyi di balik senyum yang terselip,
Menyimpan kata-kata cinta, tak sampai terucap.
Aku ingin kau tahu, dalam setiap hela napas,
Engkau hadir dalam setiap aliran darahku yang mengalir kencang.
Namun ketidakpastian, seperti bayangan yang menghalangi,
Aku takut kehilanganmu, meski cintaku terpendam dalam sepi.
Seperti kembang yang mekar di taman hati,
Aku menunggu waktu yang tepat, saat hatimu siap menerima.
Walau terlambat, kubersujud pada waktu yang terus berlalu
Kau adalah sinar dalam hidupku, cinta yang ku pendam dalam rasa cembur.
Maafkanlah aku, yang tak berani mengungkapkan,
Cinta yang tumbuh dalam setiap detak jantungku.
Namun meski tak kuucapkan dengan kata-kata,
Akan selalu ada cinta yang ku tanamkan, selamanya.
Mungkin terlalu lama aku diam dalam kebisuan,
Tapi tak pernah berhenti mencintaimu dalam keheningan.
Hanya berharap kau bisa membaca isi hatiku,
Yang tak terungkapkan, tapi sungguh teramat dalam.
Kini, kata-kata ini ku sampaikan pada dunia,
Sebuah puisi cinta yang kubuat untukmu, wahai belahan jiwaku.
Harapanku takkan pernah pudar, meski waktu telah berlalu,
Ku mencintaimu, dengan cinta yang ku pendam dalam-dalam.
Puisi tersebut menggambarkan perasaan penyesalan dan rasa cinta yang terpendam. Penyair merasa menyesal karena tidak pernah mengungkapkan perasaannya kepada orang yang dicintai. Meskipun takut dan ragu, cintanya tidak pernah pudar. Ia menyimpan perasaan cintanya dalam diam, hanya berharap bahwa orang yang dicintainya akan tetap berada di sisinya.
Puisi ini juga mencerminkan ketidakpastian dan kekhawatiran penyair akan kehilangan orang yang dicintainya. Namun, ia tetap setia dalam cintanya, meskipun tidak mengungkapkannya dengan kata-kata. Ia menunggu waktu yang tepat dan berharap bahwa hati orang yang dicintainya akan siap menerima cintanya.
Puisi ini juga mengekspresikan penyesalan penyair karena diam dalam kebisuan terlalu lama. Meskipun tak pernah berhenti mencintai, penyair berharap agar orang yang dicintainya dapat memahami isi hatinya yang tidak terungkapkan, namun sangat dalam. Puisi ini adalah cara penyair menyampaikan perasaannya kepada dunia dan kepada orang yang dicintainya, dengan harapan bahwa cinta yang ia pendam akan tetap ada, meskipun waktu terus berlalu.