Terdiam dalam Renungan

 

kumparan.com



Terdiam aku, merenung dalam keheningan,

Mengulang kenangan yang tak bisa kembali,

Kesalahan terdahulu, kini ku terpukul,

Membayang di pikiran, menyesali diri.


Hari-hari berjalan, tanpa ku sadari,

Keputusanku terlalu gegabah dan salah,

Seperti hujan yang tak bisa ku bendung,

Kini ku terdiam, menghadapi realita.


Mengapa aku tak memikirkannya lebih dulu?

Sebelum menginjakkan langkah yang menyesatkan,

Kini ku mengerti, hikmah yang tersirat,

Kesalahan datang dengan harga yang harus ku bayar.


Namun terdiam bukan berarti menyerah,

Dalam kesalahan itu ada pelajaran berharga,

Ku renungkan dan kuambil hikmahnya,

Untuk tumbuh dan berubah menjadi lebih baik.


Terdiam dan memikirkan, kutatap masa depan,

Melangkah dengan hati yang penuh kebijaksanaan,

Tiada lagi kesalahan yang tak terelakkan,

Kini ku berbenah, menatap harapan yang bersinar.


Terpukul namun tak terjatuh,

Ku teguhkan langkah dalam setiap perjalanan,

Mengambil pelajaran dari kesalahan terdahulu,

Terdiam menjadi panggung kedewasaan yang kini bergema.




Puisi tersebut menggambarkan pengalaman seseorang yang terdiam dan memikirkan kesalahan yang telah terjadi di masa lalu. Puisi tersebut berbicara tentang penyesalan, introspeksi, dan pelajaran yang diambil dari kesalahan tersebut.

Arti dari puisi ini adalah bahwa kesalahan dan penyesalan adalah bagian dari kehidupan, namun kita dapat belajar darinya dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Terdiam dan memikirkan kesalahan yang telah terjadi merupakan langkah awal untuk mengambil hikmah dan merenung tentang pilihan-pilihan yang diambil. Dalam kesalahan tersebut terkandung pembelajaran yang berharga untuk perubahan positif dan pertumbuhan pribadi.

Puisi ini juga menggambarkan pentingnya kedewasaan dalam menghadapi konsekuensi dari tindakan yang salah, serta tekad untuk melangkah maju dengan hati yang lebih bijaksana. Meskipun ada penyesalan, puisi ini menekankan pada pentingnya mengambil hikmah dan melihat masa depan dengan penuh harapan dan keyakinan.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama